Melestarikan Babarit: Ungkapan Rasa Syukur dan Tradisi Leluhur
Tahukah kalian bahwa di tengah arus modernisasi yang
terus berkembang, masih ada tradisi-tradisi lokal yang tetap menjadi akar kuat
penjaga identitas budaya suatu daerah? Salah satunya adalah tradisi masyarakat
Sunda yang masih lestari hingga kini, yaitu babarit—sebuah tradisi penuh makna
yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil bumi,
sekaligus permohonan keselamatan dari berbagai bencana.
Apa Itu Babarit?
Babarit
adalah tradisi masyarakat Sunda yang digelar untuk mengungkapkan rasa terima
kasih kepada Tuhan atas rezeki yang diberikan melalui alam, terutama hasil
pertanian. Di beberapa daerah, tradisi ini juga dikenal dengan nama
sedekah bumi. Pelaksanaannya biasanya melibatkan doa bersama, makan
bersama, dan terkadang diiringi dengan pertunjukan kesenian tradisional. Namun,
di beberapa daerah, babarit dilaksanakan secara lebih sederhana. Warga berkumpul
(ngariung) di perempatan jalan, duduk melingkar sambil membawa makanan dari
rumah masing-masing. Setiap rumah biasanya menyumbangkan minimal satu jenis
makanan, seperti nasi tumpeng, nasi kuning, atau nasi uduk, disertai
buah-buahan, minuman, dan makanan ringan lainnya. Makanan tersebut kemudian
dikumpulkan, dan setelah doa dipanjatkan bersama, barulah warga menyantap
hidangan tersebut secara bersama-sama.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Waktu
pelaksanaan babarit berbeda-beda tergantung pada adat dan kesepakatan
masing-masing daerah. Di desaku, Sidamulih, Kabupaten Pangandaran, tradisi ini
biasanya dilaksanakan pada bulan Hapit dan setiap malam Kliwon, yang dianggap
sebagai waktu sakral dan selalu dilaksanakan di perempatan jalan.
Makna dan Nilai Babarit
Babarit bukan sekadar ritual atau tradisi turun-temurun. Ia memuat
pesan-pesan sosial dan budaya yang kuat, antara lain:
- Mempererat silaturahmi antarwarga
- Mengajarkan rasa syukur dan rendah hati
- Melatih kebersamaan dan semangat gotong royong
- Menjaga warisan leluhur agar tetap hidup di tengah masyarakat modern
- Mencerminkan rasa cinta dan penghargaan terhadap alam sebagai sumber rezeki dan kehidupan
Menjaga Tradisi di Tengah Arus Modernisasi
Meskipun
kehidupan kini berubah dengan cepat, teknologi semakin maju, dan gaya hidup pun
bergeser, semoga generasi muda tetap menjaga dan melestarikan tradisi ini.
Sebab, babarit bukan hanya budaya atau upacara semata. Ia adalah wujud rasa
syukur kepada Tuhan, bentuk penghormatan terhadap alam, serta pengingat akan
pentingnya kebersamaan dan identitas lokal. Mari kita jaga dan hidupkan terus
warisan budaya yang indah ini, agar tidak lekang oleh waktu.
Komentar
Posting Komentar